Apa itu Hipoksia pada Ikan Sidat? (Berikut Penyebab, Gejala, hingga Pencegahannya)

 

Ikan adalah hewan vertebrata berdarah dingin yang hidup di air dan bernapas menggunakan insang.

Namun, tahukah Anda? Selain menggunakan insang, ikan sidat memiliki kemampuan bernapas menggunakan permukaan kulitnya.

Pernapasan kulit ini dapat digunakan ketika ikan sidat berada dalam kondisi gawat seperti hipoksia.

Ikan sidat memiliki struktur kulit yang tebal sehingga pada kondisi hipoksia, semua kebutuhan oksigen dapat dipenuhi secara cepat dengan respirasi kulit.

Pada suhu 22 °C, oksigen dari udara mampu diserap ikan sidat sekitar 60% dari total respirasi dalam air.

Akan tetapi, apa itu hipoksia?

Baca juga : 3 Penyakit Ikan Sidat yang Sering Melanda (Beserta Penanganannya)

Pengertian Hipoksia

 

 

Apa itu Hipoksia pada Ikan Sidat? Pengertian

Sumber: pixabay.com

Hipoksia adalah kondisi kurangnya kadar oksigen pada jaringan tubuh ikan.

Penyebab kondisi ini terjadi adalah dissolved oxygen atau oksigen terlarut pada air dalam kadar yang rendah dan apabila ikan sidat terlalu lama berada di luar media air.

Gejala hipoksia di antaranya :

1. Katup insang terbuka dan tertutup secara cepat,

2. Ikan tampak stres, berenang tidak normal

3. Produksi lendir secara berlebihan.

Struktur kulit ikan sidat cukup tebal dari jenis ikan lainnya dan memiliki kapasitas yang cukup untuk sekresi lendir.

Nah, lendir tersebut berperan sebagai sistem pertahanan tubuh ikan sidat dan menjaga kulit agar tetap lembap.

Respon ikan sidat yang mengalami stres adalah memproduksi lendir lebih banyak dari biasanya.

Contohnya, pada saat ikan sidat berada dalam media dengan kandungan oksigen terlarut yang rendah.

Penelitian juga menyebutkan bahwa lendir yang dilepaskan oleh ikan sidat dapat menyebabkan ikan dapat bertahan hingga tujuh hari pada suhu rendah dan kelembapan udara yang normal.

Baca juga : Ikan yang Memiliki Daun Telinga, Inilah Morfologi Ikan Sidat

 

Apa itu Hipoksia pada Ikan Sidat? Gejala

Sumber: tasteatlas.com

Walaupun ikan sidat menghasilkan lendir dan mampu bernapas menggunakan kulitnya, jangan sampai Anda meremehkan kondisi hipoksia pada ikan sidat.

Kinerja pernapasan ikan sidat dapat terus menurun apabila tidak segera ditangani, ikan dapat mengalami gagal napas hingga terjadi kematian.

Lalu, bagaimana cara mencegah terjadinya hipoksia?

Pencegahan Hipoksia pada ikan Sidat

 

Sebelum terjadi kasus ikan sidat kekurangan oksigen pada jaringan tubuhnya, Anda dapat melakukan pencegahan dengan beberapa tips berikut.

1. Menjaga DO dalam kadar optimal

 

Apa itu Hipoksia pada Ikan Sidat? Pencegahannya

Sumber: unsplash.com

Dissolved Oxygen (DO) atau oksigen terlarut adalah salah satu paramater air yang penting dalam kegiatan budidaya ikan sidat.

Oksigen terlarut dibutuhkan oleh ikan untuk pernapasan, proses metabolisme atau pertukaran zat yang kemudian menghasilkan energi untuk pertumbuhan dan pembiakan.

Selain itu, oksigen terlarut juga berperan dalam proses penyerapan makanan.

Kadar oksigen terlarut dapat dipengaruhi oleh suhu. Meningkatnya suhu dapat menyebabkan kadar oksigen terlarut menurun.

Sebaliknya, saat suhu menurun atau dalam kondisi rendah, kadar oksigen terlarut meningkat. Nilai oksigen terlarut yang optimal untuk budidaya ikan sidat adalah 5 ppm.

Kondisi hipoksia terjadi apabila nilai kadarnya sebesar ≤ 2 ppm. Selanjutnya, suhu yang optimal untuk budidaya ikan sidat adalah 27°C – 31 °C.

Baca juga : 3 Cara Persiapan wada terpal budidaya ikan sidat

Untuk menjaga kadar oksigen terlarut agar tetap optimal, Anda dapat melakukan pemantauan suhu air secara rutin, menambahkan aerasi pada media air, dan menambahkan probiotik air.

2. Menekan kadar amonia dalam air

 

Apa itu Hipoksia pada Ikan Sidat? Pencegahnya

Sumber: pixabay.com

Sumber amonia pada kegiatan budidaya adalah berasal dari pakan dan hasil metabolisme ikan.

Tahukah Anda bahwa dari sejumlah pakan yang masuk, ikan hanya mampu menyerap 20 – 30% nutrisi?

Kemudian, sisanya diekskresikan dalam bentuk amonia dan protein organik yang merupakan hasil metabolisme protein.

Pada kegiatan budidaya perikanan, amonia merupakan faktor pembatas kedua setelah oksigen.

Konsentrasi amonia yang tinggi bersifat toksik, dapat menyebabkan penurunan pasokan oksigen dalam jumlah yang besar.

Selanjutnya, amonia yang tinggi dapat mempengaruhi pertumbuhan ikan, timbulnya penyakit, dan dapat berakibat fatal seperti kematian.

Baca juga : ESTalk : Kupas Manajemen Budidaya Ikan Sidat yang Baik

Idealnya, konsentrasi amonia dalam kegiatan budidaya ikan sidat adalah ≤ 0,01 ppm.

Manajemen pemberian pakan yang baik dapat menangani permasalahan amonia dalam budidaya.

Seperti pemilihan pakan dengan sumber protein yang tepat, memberi pakan sesuai dengan kebutuhan ikan sidat, dan menggunakan feeding tray pada pemberian pakan pasta.

Selain itu, Anda juga dapat memberikan probiotik pada budidaya ikan, baik probiotik pakan maupun air.

3. Ikan sidat tidak terlalu lama di luar media air

 

Apa itu Hipoksia pada Ikan Sidat? Pencegahannya

Sumber: Sidat Labas

Salah satu penyebab terjadinya hipoksia adalah apabila ikan sidat berada di luar air terlalu lama atau kurangnya air pada wadah budidaya.

Dengan demikian, saat sedang penanganan ikan sidat seperti proses grading, pemindahan ikan sidat dari satu kolam ke kolam lainnya, atau saat pemanenan, pastikan prosesnya berlangsung secara cepat dan tepat.

Tujuannya agar ikan sidat tidak terlalu lama berada di luar media air, meskipun secara alamiah sidat akan mengeluarkan lendir untuk bertahan.

Nah, demikian penjelasan mengenai hipoksia, penyebab, gejala, hingga pencegahannya.

Harapannya, hal-hal yang dapat berpotensi merugikan kegiatan budidaya ikan sidat seperti timbulnya penyakit hingga kematian dapat Anda hindari dengan cara yang efektif.

Gratis Download Ebook dengan judul “5 Rahasia Jitu Budidaya Ikan Sidat” untuk Anda yang ingin tahu lebih dalam mengenai budidaya ikan sidat.

Download disini

Ebook Cara Budidaya Ikan Sidat Gratis

Baca juga : Aklimatisasi Benih Ikan Sidat Dahulu, Sebelum Terjadi Kerugian