Budidaya Ikan Sidat Skala Rumah Tangga, Tidak Ribet dan Dijamin Untung

 

Budidaya Sidat Skala Rumahan – Ikan Sidat merupakan ikan unik yang hidup di perairan Indonesia, mengapa unik? Karena ikan ini dapat bisa tiba-tiba menghilang di alam lho.

Yaa, ikan sidat merupakan ikan katadromus di mana ikan sidat akan tumbuh dan mencari makan di perairan tawar, sedangkan ketika akan memijah ikan ini akan ke laut.

Ikan sidat ini belum banyak dibudidayakan, padahal ikan ini merupakan ikan yang potensial di pasaran. 

Di Jepang ikan sidat memiliki harga yang cukup tinggi karena dianggap makanan yang mewah dan berkhasiat tinggi.

Di Jepang, banyak orang yang mencoba membudidayakan ikan sidat di pekarangan rumah masing-masing. Beberapa diantaranya sukses besar dengan pendapatan yang cukup tinggi sekali panen.

Lalu bagaimana cara budidaya sidat skala rumahan? Yuk simak!

1. Persiapan Kolam

 

Budidaya Ikan Sidat Skala Rumahan
Sumber: Sidat labas

Hal pertama yang perlu dilakukan adalah mempersiapkan kolam. Kolam yang digunakan bisa berupa kolam terpal maupun kolam beton.

Masing-masing kolam memiliki kelebihan dan kekurangan, kolam beton dianggap lebih praktis dalam pembuatannya dibandingkan dengan kolam terpal.

Sedangkan kolam terpal memiliki keunggulan berupa suhu yang cenderung lebih stabil dan memudahkan ketika panen.

Untuk budidaya sidat skala rumahan dengan menggunakan kolam beton, yakni pertama yang dilakukan adalah membuat kolam beton minimal berukuran panjang 2 m, lebar 2 m, dan tinggi 0,8 m.

Gunakan lahan yang minimal jauh dari sumber penyakit seperti kandang ternak, selokan dan sebagainya. Jika menggunakan kolam terpal, pastikan penyangga kolam terbuat dari bahan yang kuat dan tidak mudah roboh.

2. Persiapan Kualitas Air

 

Setelah persiapan kolam selesai, kualitas air juga harus diperhatikan. Suhu berkisar antara 28-30oC, pH berkisar antara 7-8 dan kandungan oksigen dalam budidaya ikan sidat minimal 5 ppm.

Selain itu kadar amonia dalam kolam dipastikan < 0,01 ppm. Untuk fase glass eel, salinitas yang dibutuhkan adalah berkisar 3-6 ppt sedangkan untuk fase elver keatas 0-3 ppt.

Kondisi lingkungan sangat mempengaruhi dalam masa budidaya, sehingga perlu mendapat perhatian maksimal.

Selain kualitas air, nutrisi untuk ikan sidat juga perlu dipersiapkan. Pastikan pakan, probiotik yang digunakan dapat menunjang pertumbuhan ikan sidat.

Pergantian air dari laut ke tawar karena toleransi garam (osmoregulasi) yang berjalan secara gradual atau sedikit-sedikit.

Pergantian air dalam wadah budidaya dilakukan 2 kali sehari dengan volume 5% dari total volume, caranya oplos air bukan di sipon.

3. Penebaran Benih Ikan Sidat

 

Budidaya Ikan Sidat Skala Rumahan
Sumber: Sidat Labas

Benih ikan sidat yang baik untuk ditebar berukuran minimal sekitar 0,17 gram /ekor. Penebaran benih lebih baik dilakukan pada pagi hari, sebab hal itu menghindari stress pada benih ikan sidat.

Agar bibit tumbuh dengan baik, sebaiknya padat tebar juga perlu diperhatikan. Gunakan perhitungan 1 liter air untuk 6 ekor ikan sidat agar hasil maksimal.

Ciri benih yang bagus adalah tubuhnya bening, seragam, mayoritas benar-benar ikan sidat.

Baca Juga: Ikan Sidat Bernilai Ekonomis Tinggi yang Mendunia, Anguilla Japonica

4. Proses Aklimatisasi Ikan Sidat

 

Sebelum melakukan tebar benih, pastikan telah dilakukan aklimatisasi terhadap benih yang akan ditebar. Aklimatisasi sendiri merupakan proses penyesuaian lingkungan dari tempat benih berkembang ke tempat budidaya yang baru.

Cara aklimatisasi adalah sebagai berikut: 

  • Cuci wadah yang baru datang, apungkan di wadah budidaya selama 30 menit untuk menyamakan suhu air antara di kotak styrofoam dan wadah budidaya
  • Salinitas disamakan, konfirmasi ke penampung/pengirim berapa salinitas yang digunakan atau cek langsung, lalu samakan dengan wadah budidaya
  • Packing plastik dibuka, air di wadah budidaya dimasukkan ke wadah packing selama 5 menit, ikan dimasukkan ke wadah tertentu untuk menentukan padat tebarnya, selanjutnya baru deh ke wadah budidaya yang dipakai
  • kalau pindah wadah kolam satu ke kolam lain, airnya semirip mungkin.

5. Pemberian Pakan

 

Budidaya Ikan Sidat Skala Rumahan
Sumber: Sidat Labas

Pakan ikan sidat dapat berupa cacing, pasta dan pelet, diusahakan memiliki kandungan yang tinggi akan protein. Komposisi pakan yang tepat akan menentukan pertumbuhan ikan sidat.

Pakan ikan sidat berupa pasta dan pellet ini dapat digunakan pada ikan sidat fase elver sampai market size, sedangkan pakan berupa cacing sutra dan artemia digunakan pada ikan sidat fase glass eel.

Pemberian pakan dapat dilakukan 2 kali sehari, yaitu di pagi hari sebanyak 40% dan pada malam hari 60% untuk hasil budidaya agar maksimal.

Untuk fase glass eel diberi pakan berupa artemia pada 2 hari pertama. Setelah itu diberi pakan berupa cacing sutra selama 20 hari.

Pada hari berikutnya ikan sidat diberi pakan berupa pakan buatan dengan cara transisi (pakan buatan + cacing blender).

Jika ukuran sudah cukup besar baru beralih ke pakan buatan dengan disesuaikan grade atau ukuran bukaan mulut ikan.

Usus ikan sidat pendek dan ikan sidat butuh pakan nutrisi tinggi sehingga butuh sesuatu yang dapat memaksimalkan penyerapan nutrisi dan cepat cerna, salah satunya dengan penggunaan probiotik pakan 

Baca Juga: Anguilla Bengalensis, Sidat Bintik Asal India yang Hampir Punah

6. Pengamatan Bobot Ikan

 

Budidaya Ikan Sidat Skala Rumahan
Sumber: Fishesofaustralia.net.au

Pengamatan bobot ikan sidat perlu dilakukan dalam memantau perkembangan ikan tersebut. Ikan sidat diambil beberapa sampel dalam kolam untuk melihat bobot dan hitung FCRnya.

Jika sesuai dengan pakan yang dikeluarkan maka hal itu sudah cukup baik. Apabila pakan yang dikeluarkan terlalu banyak dan tidak sebanding dengan bobot ikan maka perlu dilakukan evaluasi.

7. Pengendalian Hama dan Penyakit

 

Salah satu masalah dalam budidaya sidat skala rumahan adalah adanya hama dan penyakit. Pengendalian hama dan penyakit bisa dengan menjaga kualitas air, menjaga kondisi sekitar lahan budidaya dan pemberian probiotik.

Banyak macam pemberian probiotik, ada yang untuk mengurai amoniak dalam air, menjaga kestabilan plankton dan sebagainya. Banyak pembudidaya yang gagal saat adanya penyakit menyerang karena lalai terhadap kondisi lingkungan.

Sehingga sebelum melaksanakan budidaya, perlu ditinjau terlebih dahulu mengenai hama dan penyakit agar budidaya yang dilakukan bisa maksimal.

Sebagai salah satu contoh penyakit yang sering menginfeksi ikan sidat diantaranya adalah aeromonas, jamur, dan bercak merah.

Pertahanan ikan sidat terhadap penyakit hanya berasal dari mucus dan mucus akan keluar banyak ketika ikan mengalami stres.

Salah satu upaya preventif dalam penyakit adalah dengan menyesuaikan tempat budidaya yang sesuai dengan lingkungan ikan sidat.

Selain itu, menghindari banyaknya orang yang lalu lalang agar ikan tidak stres ataupun terkontaminasi. 

Apabila ikan sidat telah terpapar oleh penyakit, maka terdapat solusi berupa perendaman air garam kepada ikan yang sakit. Perendaman air garam dilakukan minimal 9 hari atau hingga ikan benar-benar sehat.

Perendaman air garam dilakukan setiap hari dengan kenaikan salinitas 0,5-1 ppt. 

8. Panen

 

Budidaya Ikan Sidat Skala Rumahan
Sumber: fishesofaustralia.net.au

Terakhir, kegiatan panen dapat dilakukan jika ikan sidat sudah mencapai ukuran 180 sampai 200 gram /ekor. Pastikan target pasar sudah ditemukan, seperti restoran Jepang, pasar ikan lokal dan sebagainya.

Panen ikan sidat dengan cepat dan hati-hati agar ikan tidak stres. Karena jika ikan sidat menjadi stres, akan mengakibatkan rasa dagingnya yang kurang enak.

Waktu yang dibutuhkan untuk budidaya pada fase glass eel sampai Elver adalah 4 bulan. Fase Elver sampai Fingerling 6-8 bulan. Sedangkan fase fingerling sampai Market Size adalah 8 bulan.

Sehingga total budidaya ikan sidat adalah 16-20 bulan.

Itulah cara budidaya sidat skala rumahan yang bisa dilakukan dengan mudah.

Jangan sampai ketinggalan artikel mengenai ikan sidat yang lain ya.

Baca Juga: Mengenal Anguilla Australis : Sidat Bersirip Pendek dari Pasifik