Ikan Sidat Endemik yang Masih Menjadi Misteri,

Sidat Endemik yang Misteri – Ikan sidat merupakan ikan yang unik yang hingga saat ini nilai ekonominya cukup tinggi baik di pasar domestik maupun pasar internasional.

Indonesia sendiri merupakan salah satu negara pengekspor sidat terbesar di dunia dengan target pasar seperti Jepang, China dan negara-negara Asia lainnya.

Meskipun begitu, sidat yang berhasil masuk pasar ekspor oleh Indonesia yang tentu saja menjadi produk unggulan adalah Anguilla Bicolor.

Di samping itu, terdapat jenis ikan sidat yang hingga kini masih menjadi misteri yakni Anguilla Borneensis.

Sidat ini merupakan jenis ikan sidat yang endemik dari Pulau Kalimantan.

Lalu apa saja yang membuat ikan sidat endemik yang misteri ? yuk simak!

Ikan Sidat Endemik yang Masih Menjadi Misteri, Anguilla Borneensis

1. Penyebaran Anguilla Borneensis

 

Anguilla Borneensis memiliki jangkauan yang terbatas hampir secara eksklusif berada Kalimantan dan sebagian dari Sulawesi.

Secara spesifik jenis ini hidup di Laut Sulawesi, Laut Sulu, Laut Maluku dan Wilayah Selat Makassar.

Namun, selama beberapa tahun belakangan jenis sidat ini mengalami perkembangan dan mulai menyebar dari Malaysia hingga Filipina.

Spesies ini pertama kali ditemukan oleh Canna Maria Louise Popta seorang ahli biologi dari Negeri Kincir Angin pada tahun 1924.

Setelah itu, belum ada penelitian lebih lanjut mengenai spesies ini, sehingga menjadikan sidat Indonesia yang masih menjadi misteri.

Menurut Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut Pontianak, Anguilla Borneensis sulit terjangkau karena lokasinya adalah perairan sungai yang jarang ada aktivitas manusia dan banyak terdapat buaya.

Selain itu terdapat titik yang sering terdapat spesies ini antara lain di Muara Sungai Ancalong dan Hulu Sungai Santan dalam kawasan Taman Nasional Kutai. 

Baca Juga: Anguilla Bengalensis, Sidat Bintik Asal India yang Hampir Punah

2. Morfologi Anguilla Borneensis

 

Anguilla Borneensis adalah satu-satunya belut bersirip panjang dua warna di perairan Indonesia sehingga relatif mudah untuk teridentifikasi.

Secara morfologi, jenis sidat spesies ini memiliki warna yang lebih gelap dan polos dibandingkan dengan jenis lainnya.

Sirip dari spesies ini juga terbilang panjang.

Beberapa peneliti memperikrakan penetasan larva terjadi pada bulan Februari sampai September (Kuroki et al. 2006).

Seperti umumnya sidat, spesies ini juga tidak jauh berbeda dari segi reproduksinya di mana ikan ini termasuk katadromus yang menghabiskan hidupnya di perairan tawar dan memijah di laut.

Menurut Cites (the Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora) 2018 Anguilla borneensis diduga bertelur 100 km hingga 650 km dari habitat pertumbuhannya. 

3. Ancaman Anguilla Borneensis

 

Secara umum Anguilla Borneensis merupakan spesies yang hingga saat ini masih belum berhasil mengalami proses domestikasi.

Artinya banyak informasi yang masih simpang siur terhadap jumlah dan ancaman dari spesies ini.

Namun, banyak masyarakat lokal yang berada di Kalimantan dan Sulawesi memburu spesies dan menjadikannya sebuah hidangan yang nikmat.

Sebagian dari hasil tangkapan juga dijual di pasar lokal. Tidak ada informasi lebih spesifik mengenai perburuan besar-besaran terhadap spesies ini.

Namun, pemerintah menetapkan bahwa spesies ini sulit dijangkau akibat kebanyakan habitatnya yang terdapat banyak sekali reptil berbahaya seperti buaya.

Sehingga perlu adanya penelitian lebih jauh mengenai morfologi, analisis ancaman, hasil tangkapan dan pemetaan daerah pemijahan.

Baca Juga: Ikan Sidat dari Australia, memang ada?