Halo brosis labas, kali ini kita akan membahas tentang glass eel secara lebih mendetail. Mau tau apa aja? yuk simak tulisan dibawah ini
Glass eel merupakan fase hidup sidat yang kita domestikasi atau bahasa lebih mudahnya penjinakkan ke wadah budidaya untuk mulai dilakukan pemeliharaan. Glass eel ini menurut para ahli berumur 1 tahun setelah menetas. Wahh sebuah perjalanan yang tidak mudah tentunya karena glass eel melakukan proses migrasi menuju muara sungai yang berarti terjadi perubahan kualitas air seperti suhu, salinitas, dll yang harus segera mereka lalui.
Ini bukan perkara yang mudah karena ikan yang masih bening mirip kaca ini organ tubuhnya semua masih sederhana. Ikan lain tidak bisa melakukan hal ini karena perubahan yang cepat dan terkadang ekstrim beresiko menyebabkan kegagalan adaptasi dan efek buruknya adalah kematian.
Dalam kondisi air pasang yang terjadi, percampuran air sungai dan air laut adalah kesempatan glass eel untuk menuju muara sungai. Uniknya mereka seperti mengikuti maps yang terhubung dengan GPS (Global Positioning System) sehingga muara tempat indukannya berasal dengan tepat diketahui. Sungguh sebuah kemampuan yang luar biasa ya brosis.
Glass eel beradaptasi dengan energi dari makanan yang ia makan agar bisa survive, dalam kondisi yang tidak kondusif seperti energy dalam tubuhnya belum cukup untuk proses adaptasi perubahan kualitas air maka ia akan berdiam hingga mendapatkan mangsa makanan untuk melanjutkan perjalanan. Atau dalam kondisi kemarau tidak sedikit air yang masuk kelaut dan muara menjadi sangat asin maka ia juga akan menunggu hingga kondisinya memungkinkan.
Berbeda dengan salmon ya guys, ikan sidat bertelur dilaut dalam dan kemudian besar dihulu sungai. Istilah perikanannya katadromus.
Sedangkan salmon sebaliknya, ikan salmon bertelur dihulu kemudian besar dilaut kebiasaan ini disebut anadromus.
Pada fase glass eel para ahli menemukan glass eel memakan cacing sutera yang ada diperairan tawar. Pakan alami menjadi pilihan makanan yang disukai glass eel, ikan yang masih sangat sederhana saluran perncernaannya membutuhkan makanan yang mudah dan cepat untuk dicerna.
Pakan alami memiliki enzim endogenous, enzim ini yang akan mempercepat proses pencernaan cacing dan langsung diserap kemudian menjadi energi bagi glass eel.
Glass eel melakukan migrasi secara komunitas besar, 1 kg glass eel populasinya 5000-6000 ekor. Para nelayan pada musim puncak kawin dalam 1 hari 1 orang penangkap bisa mendapatkan 5 – 10 kg jadi bisa dibayangkan ratusan ribu hingga jutaan ekor glass eel bergerak melakukan migrasi ke muara.
Mereka kompak dan 1 tujuan lho! jadi nggak terlihat ada individu yang menguntungkan diri sendiri hehe. Ini pelajaran berharga bagi kita juga bahwa dengan melakukan sesuatu hal yang positif dengan tujuan yang baik kemudian sebagai individu saling bekerjasama untuk mencapainya maka hasilnya akan membahagiakan semua.
Mungkin ini yang menjadikan sidat menjadi ikan yang memiliki kemampuan diatas ikan lain dalam hal kemampuan migrasi melewati medan muara yang sangat ekstrim kemudian mereka melakukannya bersama sama untuk tujuan yang sama menuju hulu sungai agar menjadi individu dewasa dan kemudian melahirkan kebaikan ke generasi selanjutnya.
Selain kemampuannya yang luar biasa, nilai gizi ikan sidat sangat lengkap dari nutrisi mikro mineral hingga makro nutriennya wajar dan terjawab ya kenapa orang-orang Jepang atau Eropa suka makan ikan ini.