“WADAH PEMELIHARAAN”

Wadah budidaya sangat penting dalam pemeliharaan sidat, khususnya glass eel. Ikan sidat memiliki biologi, morfologi, dan tingkah laku yang berbeda dengan ikan yang lain sehingga dibutuhkan dengan wadah yang sesuai dapat menunjang kehidupan serta pertumbuhan ikan selama dipelihara.

  1. Ragam dan fungsi wadah

Membudidayakan sidat perlu memperhatikan trik dan strateginya. Lokasinya dapat memanfaatkan area halaman rumah yang tersedia. Salah satu prinsip dalam budidaya sidat, khususnya wadah adalah ukuran wadah yang digunakan relatif kecil. Hal ini tentunya menjadi bahan pertimbangan khusus dan memiliki alasan yang kuat, yaitu kontrol ikan menjadi lebih mudah. Kemudahan kontrol ini meliputi berbagai aspek, yaitu pemberian pakan akan lebih merata dan instensif, sehingga ikan dapat tumbuh dengan optimal. Selain itu, kemudahan dalam grading dan sortasi ikan lebih teliti.

Pembuatan wadah budidaya sidat dilakukan dengan beberapa pertimbangan berikut ini.

  • Lokasi budidaya. Sebaiknya tidak membuat kolam permanen pada lokasi yang labil karena mudah mengalami keretakan. Lebih baik bila membuat kolam terpal atau round tank fiber.
  • Luas dan lahan. Jika memiliki lahan yang luas dan sumber air yang mencukupi, pembudidayaan dapat membuat budidaya apa saja. Namun, jika lahan terbatas dapat memilih wadah yang praktis, seperti round tank fiber, kolam terpal bulat, dan tangki plastik.
  • Estetika. Jika menginginkan keindahan, pembudidayaan dapat memadukan budidaya sidat sekaligus menanam sayuran di satu tempat. Cara budidaya seperti ini dikenal dengan akuaponik.
  • Modal memadai. Jika modal mencukupi, pembudidayaan dapat membuat kolam permanen dengan kontruksi yang kokoh. Namun, jika dana terbatas dapat memilih kolam terpal, keramba jaring, atau tangka plastik.

Selama ini, benih sidat diperoleh dari tangkapan alam. Untuk mencapai ukuran tertentu, benih sidat perlu melewati beberapa tahap pemeliharaan dalam wadah yang berbeda. Terdapat beberapa wadah pemeliharaan untuk membudidayakan sidat cukup. Wadah yang digunakan bisa berupa akuarium, round tank fiber, bak beton, kolam terpal, dan keramba jaring. Wadah yang digunakan tergantung kondisi lokasi dan keramba jaring. Juga, wadah yang digunakan tergantung kondisi lokasi dan ketersediaan dana.

  1. Wadah untuk pemeliharaan Glass eel

Wadah yang digunakan untuk pemeliharaan glass eel yang digunakan adalah akuarium dengan volume berkisar 65 – 150 l, kepadatan benih dalam wadah tersebut 200 g per akuarium. Wadah akuarium dipilih agar kontrol kondisi benih dapat dilakukan dengan mudah karena semua sudut wadah tembus pandang dan dapat terlihat dengan jelas. Selain itu, pemberian pakan, grading, dan kontrol keduanya dengan wadah akuarium lebih memudahkan, sehingga pengerjaannya dapat lebih optimal. Akuarium dilengkapi dengan sistem resirkulasi (recirculation aquaculture system) untuk memelihara kondisi kualitas air tetap stabil.

2. Wadah untuk pemeliharaan Elver fingerling

Pada fase elver fingerling atau dengan berat 3 – 50 g, benih ini ditransfer untuk dipelihara di round tank fiber. Wadah tersebut terbuat dari fiber yang terbentuk bulat silo ke dasar, sehingga kotoran (feses) dan sisa pakan akan mengendap di dasar wadah. Pada wadah tersebut, benih dipelihara selama 3 – 4 bulan hingga ukurannya berkisar 30 – 50 g. Kotoran dan feses yang mengendap dibuang melalui central drain yang berhubungan dengan selang spiral. Dengan teknologi ini, kotoran dan feses yang mengendap dapat secara sempurna keluar dari wadah pemeliharaan. Penambahan recircuation aquaculture system dan aerotube system paada wadah tersebut memungkinkan kontrol kualitas air dapat dilakukan lebih optimal.

3. Wadah pemeliharaan Fattening (pembesaran)

Benih sidat dengan bobot 30 – 50 g per ekor akan masuk ke fase Fattening atau pembesaran. Pada fase pemeliharaan tersebut ikan dipelihara dalam wadah kolam beton atau terpal yang berbentuk silo seperti round tank dengan penyesuaian. Dengan teknologi tersebut, sisa pakan feses dan lumpur secara rutin dapat di keluarkan dari wadah pemeliharaan. Pada wadah pembesaran ini dilengkapi dengan ruining water system dan aerotube system untuk manajemen kualitas air.

4. Wadah pemeliharaan Alternatif

Selain wadah-wadah yang telah disebutkan, juga dapat menggunakan wadah alternatif dalam pemeliharaan sidat. Wadah alternatif ini direkomendasikan pada ikan yang sudah masuk tahap pemeliharaan pembesaran. Wadah yang dapat digunakan antara lain terpal dengan rangka bambu, terpal dengan rangka bambu, terpal dengan rangka besi, bak-bak beton, keramba jaring apung, jaring tancap, dan tangki plastik.

 

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN DARI BERBAGAI WADAH PEMELIHARAAN SIDAT

Jenis wadah Kelebihan Kekurangan
Akuarium Praktis, mudah dalam penggunaan, ekonomis, dan menyesuaikan lahan. Tidak mampu menahan getaran, kapasitas terbatas
Round tank fiber Praktis, mudah dalam penggunaan, ekonomis, dan menyesuaikan lahan. Tidak mampu menahan getaran, kapasitas terbatas
Kolam tembok/beton Hama dapat dikontrol, mampu menahan getaran, kokoh, pengelolaan air mudah. Bersifat permanen/statis, mahal, tidak dapat langsung digunakan.
Kolam terpal Murah, mudah, praktis, dapat dipindah dan dibuat sesuai keinginan Rentan sobek dan bocor, usia pakai relative singkat.
Keramba jaring apung Murah, mudah, praktis, dapat dipindah dan dibuat sesuai keinginan Rentan sobek dan bocor, tidak mampu menahan getaran, usia pakai relative singkat.

B. Persiapan wadah

Dalam budidaya sidat, wadah disesuaikan dengan tahap pemeliharaan, mulai dari glass eel, elver, fingerling, dan fattening. Masing-masing wadah membuat persiapannya berbeda-beda.

  1. Akuarium

Pemeliharaan tahap glass eel dapat memakai akuarium. Ukuran akuarium bervariasi, tergantung densitas benih. Untuk akuarium 100 cm x 50 cm x 30 cm (tinggi air) dapat menampung 200 – 250 g GE. Akuarium dilengkapi sistem resirkulasi berupa filter untuk menjaga kualitas air. Sebelum digunakan, akuarium dibersihkan terlebih dahulu dari kotoran. Untuk membunuh bibit penyakit bisa menggunakan klorin sebagai desinfektan, lalu sistem resirkulasi diputar. Setelah itu dibersihkan Kembali, buang airnya, dan diganti dengan air baru. Demikian pula dengan filter, bahan-bahannya antara lain kapas filter, biofoam, busa filter, zeolite, karbon aktif, dan bioball. Selanjutnya akuarium dapat digunakan untuk pemeliharaan benih sidat.

2. Round tank fiber

Wadah pemeliharaan benih ikan sidat ukuran elver fingerling selanjutnya berupa round tank fiber. Wadah ini terbuat dari fiber yang kuat, terbentuk bulat silo dengan diameter 1,25 – 1,5 meter. Round tank fiber dilengkapi sistem resirkulasi dan penyuplai oksigen untuk menjaga kualitas air.

Cara mepersiapkan round tank fiber hampir sama dengan persiapan akuarium. Sebelum digunakan, wadah ini dibersihkan terlebih dahulu dari kotoran. Untuk menumbuhkan bibit penyakit bisa menambahkan klorin sebagai desinfektan kedalam air kemudian sistem resirkulasi dijalankan. Setelah itu, bersihkan kembali, buang airnya, dan diganti dengan air baru. Sebelum digunakan, sebaiknya wadah diperiksa dari kemungkinan kebocoran. Pemeriksaan dilakukan dengan mengamati dasar dan sisi round tank fiber. Jika perlu, isi air dan diamkan beberapa saat untuk melihat kebocoran. Selanjutnya, wadah ini dapat digunakan untuk pemeliharaan benih sidat.

Beberapa hal yang harus dilakukan pada persiapan round tank fiber sebagai berikut.

  • Susutkan air yang terdapat di round tank fiber, lalu bersihkan hingga lumut dan kotoran bersih.
  • Bilas hingga kotoran dan bau yang menyengat hilang.
  • Isi air, lalu jalankan resirkulasi serta berikan klorin sebagai desinfektan.
  • Buang air ganti dengan air baru.

3. Kolam beton

Kolam beton yang baru selesai dibuat tidak bisa langsung dipakai untuk wadah pemeliharaan. Kenapa? Karena wadah tersebut masih mengandung residu semen yang dapat menyebabkan ikan keracunan. Kolam tersebut perlu dinetralisir dengan cara direndam air sampai penuh selama 1 – 2 minggu. Setelah itu, airnya dibuang agar zat beracun yang terkandung didalam semen hilang. Sebelum digunakan, bersihkan kolam kembali lalu isi air bersih dengan ketinggian 30 – 50 cm. Apabila menggunakan sistem running water, cara menghilangkan residu semen dengan mengalirkan air ke dalam wadah secara terus menerus kurang lebih 1 – 2 minggu hingga residu semen hilang.

Beberapa hal yang harus dilakukan pada persiapan kolam beton sebagai berikut.

  • Susutkan air yang terdapat di round tank fiber, lalu bersihkan hingga lumut dan kotoran bersih.
  • Bilas hingga kotoran dan bau yang menyengat hilang.
  • Isi air setinggi 100 cm, lalu jalankan sistem running water.
  • Benih bisa ditebar pada pagi atau sore harinya.

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUDIDAYA SIDAT DI KOLAM BETON

Jenis kolam Kelebihan Kekurangan
Kolam beton diatas permukaan tanah -Tidak mudah terkena banjir

-Invertasi lebih murah

Kontruksi kurang kuat dan mudah rusak
Kolam beton dibawah permukaan tanah -Kontruksi kuat

-Lebih mudah dalam proses panen

-Rentan banjir

-Invertasi besar

4. Persiapan kolam terpal

Wadah pemeliharaan pada tahap fattening bisa berupa kolam terpal. Mempersiapkan kolam terpal tersebut hampir sama dengan persiapan round tank fiber, tetapi agak berbeda untuk kolam semen. Ukuran kolam yang bisa digunakan berdiameter 2 – 3 m.

Beberapa hal yang harus dilakukan pada persiapan kolam terpal sebagai berikut.

  • Susutkan air yang terdapat di round tank fiber, lalu bersihkan hingga lumut dan kotoran bersih.
  • Bilas hingga kotoran dan bau yang menyengat hilang.
  • Isi air setinggi 70 cm.
  • Beri aerasi yang kuat selama 1 malam, lalu benih bisa ditebar pada pagi atau sore harinya.

 

5. Keramba jaring

Sumber : BPPP AMBON https://www.youtube.com/watch?v=RM9J-ol62HM

Ada pilihan lain untuk membudidayakan sidat, yaitu di keramba jaring. Kolam jaring umumnya dipakai untuk budidaya ikan mas, ikan nila, ikan lele dan ikan patin. Masa pakai kolam jaring ini tidak terlalu lama, hanya dua tahun.

Sebaiknya kolam yang digunakan untuk budidaya sidat dengan jaring merupakan kolam yang agak tertutup atau beraliran pelan. Namun, kolam sidat tetap membutuhkan adanya pergantian air untuk membuang gas atau buih hasil fermentasi atau dekomposisi bahan organik. Suplai air kolam harus air yang bersih dan tidak tercemar polutan.

Jika satu kolam jaring memuat beberapa unit pemeliharaan, penebaran benih sebaiknya seragam, baik ukuran dan waktu penebaran. Dengan begitu, panen dapat dilakukan secara bersamaan. Hal ini karena panen dilakukan dengan mengeringkan seluruh isi kolam. Pasokan air yang masuk ke kolam sebaiknya ditampung terlebih dahulu didalam bak penampungan untuk memantau dan meminimalkan polutan yang masuk. Apabila air tercampur polutan ke dalam kolam jaring yang volume nya cukup banyak, akan sulit untuk segera menggantinya kembali. Oleh karena itu, perlu pengelolaan serta tidak direkomendasikan tanpa tanpa adanya pengetahuan dan ketrampilan pembudidaya. Berikut step dalam menggunakan keramba jaring.

        • Pemilihan lokasi. Kolam yang digunakan untuk aplikasi keramba jaring sebaiknya memiliki kedalaman air lebih pendek atau sama dengan tinggi permukaan air kolam.
        • Pembuatan keramba jaring. Mata jaring yang digunakan berukuran kecil seperti jaring yang dipakai untuk budidaya ikan. Luas jaring per unit bervariasi, misalnya 2 m x 1 m x 1 m. Bagian atas jaring terbuka. Pasang tali di keempat sisi atas dan bagian bawah jaring. Nantinya, tali akan diikatkan ke patok bambu yang di tancapkan ke dasar kolam.
        • Pasang jaring sesuai ukuran pada pasak-pasak tiang bambu. Ikat antarsisi jaring yang ada talinya dengan pasak-pasak tiang bambu tersebut.
        • Letakkan pemberat di bagian bawah jaring sehingga jaring tidak akan terbawa arus air yang mungkin karena angin atau aliran air.