Potensi Sidat Beku dan Sidat Hidup sebagai Komoditas Ekspor Unggulan Indonesia
Ikan sidat yang biasa di ekspor dalam bentuk hidup, beku dan segar ini adalah produk unggulan Indonesia yang berpotensi untuk dikembangkan di pasar Internasional.
Ikan bertubuh ramping memanjang dan memiliki nilai gizi yang tinggi ini mendapat perhatian khusus oleh Kementerian Perdagangan Republik Indonesia.
Dalam Rapat Kerja Nasional Kementerian Perdagangan tahun 2020 lalu, Menteri Muhammad Luthfi menyampaikan bahwa Indonesia perlu mengoptimalkan ekspor produk perikanan ke mancanegara.
Ikan sidat merupakan komoditas yang potensial untuk digarap. Produksi ikan sidat mencapai 724,47 ton pada tahun 2018.
Wilayah Indonesia yang memproduksi benih sidat terbanyak adalah Sulawesi Selatan sebesar 293,23 ton. Kemudian diikuti oleh Bengkulu, Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Barat.
Produksi ikan sidat di Indonesia banyak memakai spesies Anguilla bicolor dan Anguilla marmorata.
Ekspor ikan sidat Indonesia terdiri dari dua kategori produk, yakni produk beku (frozen eels) dan produk hidup (live eels).
Baca Juga: Ikan yang Memiliki Daun Telinga, Inilah Morfologi ikan Sidat
Lalu, berapa banyak ikan sidat yang diekspor untuk masing-masing kategori pada tahun 2020?
Simak satu per satu informasinya ya.
1. Ekspor Sidat Beku (Frozen Eels)
Ikan sidat beku termasuk dalam produk ekspor unggulan Indonesia.
Berdasarkan data yang diambil dari United Nations Comtrade, pada tahun 2020 produk sidat beku dengan kode HS 030326, tidak termasuk produk fillet serta produk olahan yang lainnya menduduki peringkat pertama terbanyak di seluruh dunia.
Indonesia menghasilkan total sidat beku sebesar 9,676 ton. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai pemasok 25% kebutuhan ikan sidat di dunia dan menghasilkan total nilai sebesar US$ 13,239,000.
Ekspor ikan sidat beku terus meningkat setiap tahunnya dan Indonesia berhasil menjadi peringkat pertama terbanyak selama 3 tahun berturut-turut dari tahun 2018 hingga 2020.
China menjadi tujuan utama ekspor sidat beku menghasilkan nilai sebesar US$ 12,485,000 dan berat total produk mencapai 9,302 ton.
Hongkong menjadi negara tujuan ekspor sidat beku kedua dengan berat total mencapai 319 ton dan menghasilkan total nilai US$ 623,000.
Lalu, negara tujuan ekspor ketiga adalah Taipei yaitu mencapai 48 ton dan total nilai US$ 112,000.
Negara pesaing ekspor sidat beku Indonesia diantaranya ada Malaysia, China, USA, Peru, dan India.
Baca Juga: Ikan Sidat, Komoditas Ekspor yang Terus Meningkat
2. Ekspor Sidat Hidup (Live Eels)
Produk ikan sidat hidup Indonesia dengan kode HS 0301920000 menduduki peringkat ke-14 pada tahun 2020.
Dari ekspor ikan sidat hidup tersebut, Indonesia mendapatkan total nilai US$ 1,811,000.
China menduduki peringkat pertama eksportir sidat hidup dengan total nilai US$ 206,668,000.
Selanjutnya diikuti oleh Canada, Taipei, Haiti, dan Hongkong.
Terdapat 3 negara teratas tujuan ekspor sidat hidup Indonesia, yaitu China dengan total ekspor sebanyak 1,065 ton dan menghasilkan nilai US$ 1,541,000.
Hongkong menyusul sebagai tujuan ekspor sidat hidup kedua dengan total ekspor sebanyak 144 ton dengan nilai US$ 130,000.
Selanjutnya Vietnam berada di posisi ketiga dengan total ekspor sidat hidup sebanyak 24 ton dengan nilai US$ 59,000.
Berdasarkan data ekspor tersebut, Indonesia masih memiliki peluang besar untuk meningkatkan ekspor sidat.
Indonesia masih cukup jauh tertinggal pada kategori ikan sidat hidup sehingga perlu melakukan kerja sama dengan berbagai pihak untuk mengoptimalkan produksi ikan sidat di Indonesia.
Sementara itu, Indonesia telah berada di posisi yang sangat baik dalam kategori ikan sidat beku. Tidak hanya ikan sidat beku, bentuk olahan pun sudah banyak dikonsumsi masyarakat di berbagai negara.
Olahan ikan sidat seperti Unagi Kabayaki dan Shirayakai dapat Anda temukan disini.
Dari data-data tersebut, kita dapat mengetahui Indonesia punya potensi yang besar untuk meningkatkan ekspor ikan sidat sehingga berperan sebagai pemasok produk ikan sidat utama di dunia.
Namun, Menteri Perdagangan Indonesia menyayangkan produk impor sidat yang masih memenangkan persaingan pasar domestik, sehingga Ia berharap terdapat pengaturan lebih lanjut mengenai importasi dan eksportasi ikan sidat di Indonesia.
Kita perlu memperhatikan isu penting lainnya seperti penjagaan populasi ikan sidat.
Kita harus menjaga benih sidat yang tersedia di alam dan jangan sampai punah tereksploitasi walaupun permintaan produk ikan sidat sangat tinggi.
Baca Juga: Indonesia menjadi Incaran, Ini 3 Alasan Benih Ikan Sidat Wajib Dijaga