Siklus Hidup Ikan Sidat, Ternyata 5 Stadianya Unik!
Siklus hidup ikan sidat terbilang unik, stadia ikan ini berlangsung pada tiga perairan antara lain perairan laut, estuari, dan tawar.
Fenomena ini terjadi karena sifat katadromus yang melekat pada ikan sidat, yakni ikan melakukan migrasi dari perairan tawar menuju lautan untuk melakukan pemijahan.
Setelah itu, larva akan bermigrasi dari lautan, melewati estuari hingga perairan tawar. Berubah dari satu stadia ke stadia ikan sidat selanjutnya.
Namun, apa saja ya stadia ikan sidat dan bagaimana perbedaan setiap siklus hidupnya?
Ini dia, 5 stadia ikan sidat yang masing-masingnya unik!

Baca juga : Ikan Sidat, Komoditas Ekspor yang Terus Meningkat
1. Telur dan Leptocephalus

Telur ikan sidat hasil pemijahan akan naik ke permukaan air dan menetas menjadi larva dengan bentuk yang unik.
Larva ikan sidat bernama Leptocephalus memiliki bentuk seperti daun yang tembus cahaya.
Leptocephalus memiliki ukuran berkisar 5 – 20 mm dan hidup di kedalaman berbeda antara siang dan malam.
Mereka hidup di kedalaman 50 – 100 meter saat malam dan hidup di kedalaman 100 – 150 meter pada siang hari.
Pada stadia ini, Leptocephalus memiliki kemampuan beradaptasi tinggi dan hidup secara planktonik, mereka akan terbawa arus mendekati daerah pantai.
Saat bermigrasi ke sungai, sistem osmoregulasi ikan sidat akan menyesuaikan perubahan salinitas.
2. Glass Eel

Anda tentu sudah lebih mengenal dengan stadia satu ini!
Pada stadia GE, sidat memiliki bentuk tubuh yang pipih dan transparan alias tidak berpigmen.
Ukurannya sekitar 5 – 7 cm dengan bobot 0,16 – 1 gram. Glass Eel biasanya hidup di muara sungai dengan salinitas lebih rendah atau payau, dan akan mengembangkan pigmen tubuh eksternalnya.
Nah, budidaya ikan sidat dapat dimulai dari stadia ini ya!
Baca juga : Ikan Sidat Belang Raksasa Penyebaran Terluas di Dunia, Anguilla Marmorata
3. Elver

Nah, ini dia stadia ketika tubuh ikan sidat berubah menjadi hitam kecoklatan
Pada stadia Elver, ikan sidat berukuran sekitar 9 – 15 cm dengan bobot 1 – 25 gram.
Ikan sidat pada stadia elver senang mendiami bagian badan sungai.
Di alam, stadia Glass Eel dan Elver, ikan sidat memakan plankton, insekta dan udang.
Dalam kegiatan budidaya Glass Eel dapat diberikan artemia, kemudian cacing sutra, hingga pasta. Selanjutnya, Elver dapat diberikan pasta.
Selain itu, stadia Glass Eel dan Elver merupakan stadia yang sangat kritis dalam kegiatan pemeliharaan di kolam budidaya.
Perlu adanya penyesuaian salinitas yang tepat karena benih ditangkap dari alam.
Baca juga : ESTalk : Kupas Manajemen Budidaya Ikan Sidat yang Baik
4. Yellow Eel (Fingerling)

Dari namanya kita dapat menebak, pada stadia ini ikan sidat berubah warna menjadi coklat kekuning-kuningan.
Yellow Eel memiliki panjang tubuh berkisar 40 – 80 cm dengan berat 25 – 50 gram.
Mereka sudah hidup di perairan tawar atau dapat ditemukan di sungai, sehingga terkadang banyak pemancing yang mendapatkan ikan sidat fase ini.
5. Silver Eel
Sumber : Sidat Labas
Silver Eel merupakan sidat dewasa, seperti namanya, warna sidat pada fase ini adalah perak kehitaman.
Sidat dewasa memiliki panjang tubuh 80 – 110 cm dengan bobot berkisar dari 50 – 400 gram atau bahkan bisa melebihi 1 kg beratnya .
Silver Eel atau sidat dewasa yang hidup di air tawar ini siap bermigrasi dan memijah di laut.
Ikan sidat dewasa di alam biasanya memakan udang, kepiting, dan kekerangan. Namun, dalam kegiatan budidaya kita dapat memberikan pakan pellet ukuran 3 – 5 mm.
Wah, ternyata ikan sidat memiliki ciri yang berbeda-beda ya di setiap stadia atau siklus hidupnya.
Kalau untuk budidaya, Anda mau mulai dari stadia apa?
Baca juga : Budidaya Sidat Belum Pesat